Senin, 30 Mei 2016

ETIKA PERGAULAN

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING


A.      Materi Layanan                            : Etika Pergaulan
B.       Jenis Layanan                               : Layanan Informasi
C.       Fungsi Layanan                            : Pemahaman dan pencegahan
D.      Bidang Bimbingan                       : Bimbingan Sosial
E.       Tugas Perkembangan                   : Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya    
  dalam peranannya sebagai pria dan wanita
F.        Tujuan                                          : 1. Siswa memiliki pemahaman baru mengenai etika
      pergaulan
                                                       2.Siswa dapat memahami dan mengembangkan etika
                                                            pergaulan dalam sehari-hari.
G.      Materi                                           : Etika Pergaulan (dilampirkan)
H.      Kagiatan Layanan                        : 1. Menjelaskan secara terbuka menganai pokok-pokok materi
              2.Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya
                  mengenai materi yang disampaikan dan memcahkan
I.         Sasaran Layanan                          : Siswa kelas X
J.         Waktu Pelaksanaan                      : 25 Mei 2016
K.      Tempat Pelaksanaan                     : Ruang Kelas X
L.       Sumber / Bahan Alat                    : Internet
M.     Penyelenggaraan Layanan           : Guru BK
N.      Pihak-pihak yang diikutsertakan  : Wali kelas
O.      Alat dan Perlengkapan                 : Laptop, LCD, powerpoint, bahan bacaan
P.        Penilaian                                       : Layanan Segera (Penilaian Proses dan Hasil)
Q.      Tindak Lanjut                              : Penerapan pada kehidupan sehari-hari
R.       Catatan Khusus                            : -

...............................................2016
Mengetahui,
Kepala Sekolah                                                                       Guru








  A.  Pengertian Etika Pergaulan
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan. Menurut K. Bertens (2002: 4), istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata “ethos” (bahasa Yunani), dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti yaitu tempat tinggal yang biasa; padang rumput; kebiasaan; adat; akhlak; watak; perasaan; sikap; cara berfikir. Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adalah adat kebiasaan. Etimologi kata “etika” sama dengan etimologi kata “moral”, karena keduanya berasal dari kata yang berarti adat kebiasaan. Menurut Saerumpaet (2001: 10), etiket adalah kumpulan aturan-aturan yang menerbitkan dan mengendalikan pergaulan manusia sedangkan menurut Rosadi Ruslan (2008: 31-32), etika merupakan studi tentang “benar atau salah” dalam tingkah laku atau perilaku manusia (Right or wrong in human conduct). Sedangkan menurut  Drs. O.P. Simorangkir  etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. Sedangkan Pergaulan adalah interaksi antarindividu dalam mengenal lingkungan sosialnya, bisa bersifat luas yakni pergaulan dengan banyak orang atau sering bergaul dengan orang lain.
Kata etika pergaulan yaitu berasal dari bahasa Perancis yang artinya pedoman/aturan-aturan tentang sopan santun/tatakrama, yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain. Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang mengarah kepada pembentukan kepribadian yang sesuai dengan nilai dan norma sosial, kesusilaan dan kesopanan yang berlaku. Jadi dapat disimpulkan bahwa etika pergaulan adalah sopan santun atau tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.


B.  Macam-Macam Etika Pergaulan
Menurut Menurut Burhanuddin Salam ( 2000: 3-4), dalam kaitan dengan nilai dan norma dalam etika, terdapat dua macam etika:
a.    Etika deskripstif
Etika deskriptif, yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan pola perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif berbicara mengenai fakta apa adanya, yaitu mengenai nilai dan pola perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas konkret yang membudaya. Ia berbicara mengenai kenyataan penghayatan nilai, tanpa menilai, dalam suatu masyarakat, tentang sikap orang menghadapi hidup ini, dan tentang kondidi-kondisi yang memungkinkan manusia bertindak secara etis.
b.    Etika Normatif
Etika normatif, yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki manusia, atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia, atau apa yang seharusnya diambil untuk mencapai apa yang bernilai dalam hidup ini. Etika normative berbicara mengenai norma-norma yang menuntun tingkah laku manusia, serta member penilaian dan himbauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-norma. Ia menghimbau manusia untuk bertindak yang baik dan menghindari yang jelek.

C.  Manfaat Etika Pergaulan
Pergaulan adalah interaksi antarindividu dalam mengenal lingkungan sosialnya. Melalui pergaulan diperoleh manfaat sebagai berikut:
a.         Lebih mengenal nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku sehingga mampu membedakan mana yang pantas dan mana yang tidak dalam melakukan sesuatu.
b.       Lebih mengenal kepribadian masing-masing orang sekaligus menyadari bahwa manusia memiliki keunikan yang masing-masing perlu dihargai.
c.  Mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan banyak orang sehingga mampu meningkatkan rasa percaya diri.
d.        Mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima di berbagai lapisan sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu yang pantas diteladani.

Adapun dampak negatif  dari etika pergaulan, diantaranya yaitu:
a.         Hilangnya semangat belajar dan cenderung malas serta menyukai hal-hal yang melanggar norma sosial.
b.        Suramnya masa depan akibat terjerumus dalam dunia kelam, misal: kecanduan narkoba, terlibat dalam tindak kriminal dan sebagainya.
c.     Dijauhi masyarakat sekitar akibat dari pola perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku.
d.        Tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang.

D.  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Etika Pergaulan
Dunia pergaulan banyak jenisnya. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
a.    Faktor Umur
Faktor umur menentukan bentuk hubungan sosialisasi pelaku. Usia anak-anak berbeda dengan usia remasa, usia dewasa, usia orang tua, usia lanjut dan sebaginya. Dapat dikatakan baik, apabila bentuk pergaulan itu dilakukan oleh dan untuk umur sebaya.
b.    Faktor Pekerjaan
Faktor pekerjaan berpengaruh juga terhadap bentuk pergaulan. Perilaku pergaulan antara orang-orang kantor akan berbeda dengan orang-orang di lapangan, pekerja pabrik, pekerja bangunan, pekerja di terminal dan sebagainya.
c.    Faktor Keterkaitan
Faktor keterikatan, misalnya pelaku organisasi sosial, organisasi partai politik, peserta didik tentu cara bergaulnya juga akan berbeda.
d.   Faktor Lingkungan
Pergaulan dalam lingkungan masyarakat yang macam pendidikan, kegiatan, status sosialnya sangat berbeda-beda, dan heterogen memerlukan penyesuaian yang sangat ekstra hati-hati.


E.  Upaya Untuk Mewujudkan Pola Pergaulan Yang  Sehat
Salah satu upaya untuk mewujudkan pola pergaulan yang sehat dan bermanfaat adalah dengan berpegang pada prinsip sebagai berikut.
a.       Jadilah Humas untuk Diri Sendiri
Langkah ini penting agar orang lain mengenal, mengetahui kemampuan dan prestasi anda. Sebarkan informasi ini saat anda bertemu relasi baru tetapi buanglah jauh-jauh sikap menyombongkan diri.
b.      Bidik Sasaran yang Tepat
Saat butuh sesuatu anda haru tahu kemana mencari batuan. Pikirkan tujuan yang ingin anda capai. Setelah itu buka daftar jaringan anda. Pilihlah relasi yang tepat yang bisa memberi hasil cepat. Mengorek informasi juga butuh kesabaran. Jika relasi tidak memberi solusi instan, anda haruss sedikit sabar. Tunggu samapi kapan ia menghubungi anda.
c.       Berbagi Hal yang Menyenangkan
Buatlah rekan anda merasa senang dan merasa nyaman bekerja atau berhubungan dengan anda.
d.      Bersosialisasi
Jangan terlalu banyak tenggelam ke belakang meja kerja. Sesekali hirup udara segar di luar sana. Temui orang-orang yang mempunyai potensi tinggi untuk memajukan karir anda.
e.       Biarkan Mereka Bicara
Jadilah pendengar yang baik. Waktu berbicara perhatikan isi pembicaraannya, dengarkan dengan sabar, jangan sampai terlihat anda sedang ‘menunggu giliran’ untuk berbicara. Biarkan ada sedikit jeda untuk menanggapi lawan bicara. Makin banyak anda bisa membuat relasi bicara, makin banyak informasi yang anda dapatkan.
f.       Buang Sikap Angkuh
Jangan pernah memandang rendah atau sebelah mata terhadap orang yang berposisi lebih rendah dari pada anda.
g.      Buat Mereka Merasa Penting
Buat relasi anda menjadi orang penting dengan mengingat beberapa detail pribadi.
h.      Bergabunglah dalam Berbagai Kegiatan
Banyak perkumpulan, organisasi atau klub professional yang didirikan dengan tujuan untuk membangun jaringan. Cobalah bergabung di salah satu perkumpulan yang paling sesuai dengan anda. Ini merupakan cara efektif untuk bertemu, berkenalan dan melakukan kontak dengan orang-orang yang bisa membantu perkembangan karir anda


PowerPoint dapat diakses melalui alamat:   
https://drive.google.com/file/d/0Byc9PW6faEgqS3lrSDV1TjNMeHc/view?usp=sharing




DAFTAR PUSTAKA

Roniyadi, Tika. 2014. Makalah BK Tentang Etika Pergaulan. Diakses melalui http://d-pendidikan.blogspot.co.id/2014/11/makalah-bk-tentang-etika-pergaulan.html. Pada tanggal 25 Mei 2016 pukul 10. 00 WIB.
Dayensobarna. 2014. Etika Pergaulan. Diakses melalui https://dayensobarna.wordpress.com/2014/11/15/etika-pergaulan/. Pada tanggal 24 Mei 2016 pukul 11. 00 WIB.
Achmad, Dardiri. 2016. Etika Pergaulan Remaja. Diakses melalui http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/prof-dr-achmad-dardiri-mhum/etika-pergaulan-remaja.pdf. Pada tanggal 25 Mei 2016 pukul 11. 00 WIB.
Sri, Muhayati. 2016. MENINGKATKAN KETRAMPILAN ETIKA PERGAULAN MELALUI LAYANAN LOMPOK PADA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 3 DEMAK TAHUN AJARAN 2011/2012. Diakses Melalui http://lib.unnes.ac.id/17818/1/1301407023.pdf. Pada tanggal 25 Mei 2016 pukul 13. 00 WIB.





Minggu, 22 Mei 2016

RPL BIMBINGAN DAN KONSELING
                                                              Layanan Informasi

I.       IDENTITAS
A.       Satuan Pendidikan                                   : SMA Antartika Sidoarjo
B.       Tahun Ajaran                               : 2015/2016
C.       Sasaran Pelayanan                       : Semua siswa kelas X
D.       Pelaksanaan                                 : Dian Aulia
E.        Pihak Terkait                                : Siswa

II.    WAKTU DAN TEMPAT
A.       Tanggal                                         : 23 Oktober 2015
B.       Jam Pelayanan                              : 07.45-08.20
C.       Volume Waktu (JP)                       : (1x45menit)
D.       Spesifikasi Tempat Belajar           : Di Ruang Kelas

III. MATERI PELAYANAN
A.       Tema/Subtema                             :1. Tema             : Pemahaman diri
2.Subtema         : Pemahaman diri
B.       Sumber Materi                             : Diri siswa sendiri

IV.   TUJUAN/ARAH PENGEMBANGAN
      A.    Pengembangan KES:
      Memahami diri sendiri secara optimal, agar mampu memahami kekurangan dan kelebihan untuk mengeksplorasi potensi dirinya.
B.     Penanganan KES-T:
      Siswa  tidak mampu untuk memahami dirinya

V.    METODE DAN TEKNIK
      A.    Jenis Layanan                          : Layanan Informasi
      B.     Kegiatan Pendukung               : -


VI. SARANA
     A.  Media                                       : PPT (Power Point) dan laptop

     B.   Perlengkapan                           : Buku LKS

VII.  SASARAN PENILAIAN HASIL PELAYANAN
      Diperolehnya hal-hal baru oleh siswa terkait KES (Kehidupan Efektif Sehari-hari) dengan
      unsur-unsur AKURS (Acuan, Kompetensi, Usaha, Rasa, Sungguh-sungguh).

        A.       KES
               1.    Acuan(A) : 
                                                Siswa dapat memahami diri, memahami kelebihan dan kekuranganya.
                                      2.   Kompetensi(K): 
                                           Kemampuan untuk memahami diri secara baik.
                                      3.   Usaha (U)  :
                                                  Memahami diri agar mampu mengeksplorasi potensi dirinya
                                      4.   Rasa (R)    :
                                                                Mampu memahami diri dengan  baik.
                                      5.   Sungguh-sungguh(S):
                             Bersungguh-sungguh dalam memahami dirinya agar mampu memahami kekurangan                            dan  kelebihan untuk mengeksplorasi potensi dirinya.

       B.        KES-T
Menghindari sikap ketidakmampuan untuk memahami dirinya secara optimal.

       C.       Ridho Tuhan, Bersyukur, Ikhlas, dan Tabah
Memohon ridho dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa untuk dilancarkan dalam mengembangkan bakat, kemampuan dan prestasi yang dimilikinya

VIII.  LANGKAH KEGIATAN
A.       LANGKAH PENGANTARAN
1.        Mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa.
2.        Mengecek kehadiran siswa, dan mengajak mereka untuk berempati kepada yang tidak hadir.
3.        Mengajak siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan penuh perhatian, semangat dan penampilan dengan melakukan kegiatan berpikir, merasa, bersikap, bertindak, dan bertnggung jawab (BMB3) berkenaan dengan materi pembelajaran yang akan dibahas.
4.        Menyampaikan arah materi pokok pembelajaran, yaitu dengan judul “Pemahaman diri”

B.       LANGKAH PENJAJAKAN
1.      Guru memberikan respons kepada seluruh siswa kelas X terkait dengan materi “Pemahaman diri” diantaranya yaitu:
a.    Arti pemahaman diri
b.    Tujuan pemahaman diri
c.    Ciri-ciri siswa yang memahami dirinya
d.   Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman diri
e.    Aspek-aspek pemahaman diri
2.      Siswa diminta untuk menanggapi materi yang sudah dijelaskan oleh guru.
3.      Menanyakan kepada siswa apakah sudah paham dengan materi yang disampaikan oleh guru.

C.       LANGKAH PEMBINAAN
1.      Berdiskusi kepada siswa jika ada materi yang tidak dipahami
2.      Guru menegaskan bahwa memahami diri sangat penting, agar siswa mampu mengeksplorasi potensi diri, siswa bisa mempersiapkan diri dengan baik, dan siswa mampu mengambil keputusan karier secara mandiri.
3.      Guru memberi tugas kepada siswa untuk mendeskripsikan dirinya sesuai dengan pemahaman diri sendiri.
4.      Guru menyimpulkan terkait dengan materi “Pemahaman diri”.

D.       LANGKAH PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1.      Penilaian Hasil
Seluruh siswa mengemukakan hal-hal baru berkenaan dengan materi yang telah disampaikan dengan pola BMB3 dalam kaitannya dengan AKURS:
a.       Berpikir     :
Memahami pentingnya pemahaman diri agar bisa mempersiapkan diri dengan baik untuk mengambil keputusan karier secara mandiri (Unsur A).
b.      Merasa       :
Memahami kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya (Unsur R).
c.       Bersikap    :
Memahami diri dengan baik (Unsur K dan U).
d.      Bertindak  :
Bertindak untuk memahami kelemahan dan kelebihan agar mampu mengeksplorasi potensi diri dengan baik. (Unsur K dan U)
e.       Bertanggung jawab:
Sungguh-sungguh untuk memahami dirinya, sehingga siswa mampu mengeksplorasi potensi dan mampu mengambil keputusan karier secara mandiri. (Unsur S).

2.      Penilaian Proses
Melalui pengamatan dilakukan penilaian proses pelayanan untuk memperoleh gambaran tentang aktivitas siswa dan efektivitas pelayanan yang telah diselenggarakan.



3.      LAPELPROG dan Tindak Lanjut
Setelah kegiatan pelayanan selesai disusun Laporan Pelaksana Program Layanan (LAPELPROG) yang memuat data penilaian hasil dan proses, dengan disertai arah tindak lanjutnya.


Mengetahui:
Kepala Sekolah




Guru Pamong                                                                      Mahasiswa 



                        Dra. Yayuk Wirahayu                                                                Dian Aulia 






A.  Pengertian Pemahaman Diri
Pemahaman diri berasal dari kata pemahaman dan diri. Sobur (2003:499) mengemukakan bahwa diri (self) adalah komposisi pikiran dan perasaan yang menjadi kesadaran individu mengenai eksistensi individulisnya, pengamatan tentng apa yang merupakan miliknya,pengertiannya mengenai siapa dia itu, dna perasaan-perasaan terhadap sifatnya, kualitasnya dan segala milikinya. Pendapat ini menunjukkan bahwa diri pada dasarnya adalah pengenalan tentang diri yang berkaitan dengan kesadaran individu mengenai eksistensi individulisnya. Ridwan (2011:1) mengemukakan bahwa pemahaman diri tidak hanya sebatas tentang pemahaman terhadap identitas diri, namun lebih dari itu. Menurut Santrock, Pemahaman diri (self – Understanding) adalah gambaran kognitif remaja mengenai dirinya, dasar, dan isi dari konsep diri remaja (http://tizarrahmawan.wordpress.com). Pemahaman diri merupakan pemahaman sebagai diri pribadi, social, spiritual dan kelebihan serta kelemahan yang ada pada diri sendiri. Pemahaman diri merupakan langkah awal dalam pembentukan konsep dan kepribadian diri.
Warjito (2010:1) mengemukakan bahwa salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah pemahaman diri. Pemahaman diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Pemahaman diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Para ahli psikologi kepribadian berusaha menjelaskan sifat dan fungsi dari pemahaman diri, sehingga terdapat beberapa pengertian. Pemahaman diri individu dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan pemahaman diri individu yang bersangkutan. Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki. Padahal segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memindividung kualitas kemampuan yang dimiliki.
Sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memindividung seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan. Sebaliknya pindividungan positif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu individu memindividung seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah untuk diselesaikan. Pemahaman diri terbentuk dan dapat berubah karena interaksi dengan lingkungannya. Maslow (dalam Romanfajrin, 2009:1) mengemukakan bahwa menyebut pemahaman diri atau personal meaning menggambarkan bahwa meaning dialami dari aktualisasi diri, individu yang termotivasi untuk mengetahui alasan atau maksud dari keberadaan dirinya. Ia juga mengatakan bahwa setiap individu memiliki dorongan untuk memenuhi kebutuhannya dari yang 8 9 sederhana sampai kebutuhan yang kompleks. Aktualisasi diri adalah pencapaian suatu potensi terbesar dalam diri, menjadi yang terbaik yang dapat dilakukannya, dan mencapai tujuan hidup dirinya.
Menurut Hartono (2010: 209) pemahaman diri siswa SMA adalah pengenalan secara mendalam atas potensi-potensi dirinya yang mencakup ranah minat, abilitas, kepribadian, nilai dan sikap yang mana pengenalan siswa atas pribadinya sendiri mencakup dua sisi yaitu pengenalan siswa atas keunggulannya dan pengenalan siswa atas kekurangannya sendiri. Kekuatan merupakan seperangkat kemampuan yang dimiliki siswa baik yang bersifat potensial maupun aktual. Kekuatan siswa menggambarkan keunggulan, kehebatan pribadi siswa, sedang 10 kekurangan siswa adalah sejumlah keterbatasan yang dimiliki siswa. Kekurangan siswa menggambarkan ketidak mampuan siswa yang menjadi hambatan siswa dalam meraih cita-cita. Dalam modul layanan informasi tentang pemahaman diri menggambarkan bahwa pengenalan terhadap diri sendiri merupakan kemampuan individu dalam mengeksplorasi potensi diri sendiri yang terdiri dari potensi fisik dan potensi psikis. Potensi psikis yaitu kelebihan pada anggota badan, panca indera beserta kekuatan/ kualitasnya, sedangkan potensi psikis yaitu seluruh kemampuan dan kekuatan yang dimiliki individu yang berkaitan dengan kemampuan kejiwaan antara lain : intelektual (IQ), bakat, minat, dan sifat.

B.  Tujuan pemahaman diri
Menurut Warjito (2010:1) mengemukakan bahwa tujuan materi pemahaman diri adalah membantu siswa mengeksplorasi kemampuan/ bakat, miatnya, nilai-nilai kepribadian dan kemampuan emosioalnya dalam rangka memahami diri dalam kaitannya dengan memasuki dunia kerja. Pemahaman diri merupakan aspek penting bagi siswa usia SMA. Siswa yang memahamai diri lebih memiliki peluang yang besar dalam meraih cita-cita dari pada siswa yang belum mengenal dengan baik akan diri mereka sendiri, karena mereka yang memahami diri telah memahi kemampun, minat, kepribadian, dan nilai termasuk kelebihan dan kekurangan yang ada 11 dalam diri mereka sehingga mereka memiliki arah dan tujuan hidup yang realistis dimana mereka memilliki cita-cita yang sesuai dengan potensi diri. Ridwan (2011:1) mengemukakan bahwa sebagai langkah awal untuk menjawab pertanyaan tentang pemahaman diri maka individu perlu memahami berbagai hal prinsip yang bisa dipahami dan dikembangkan terus-menerus dalam kehidupan, diantaranya yaitu:
1.    Hidup itu adalah suatu periode yang memiliki batas waktu tertentu yang diberikan oleh Tuhan bagi manusia.
2.    Hidup adalah suatu proses “menjadi”, yaitu menjadi manusia yang berarti dan berguna bagi hidup itu sendiri dan berguna bagi dunia.
3.    Waktu tak akan terulang lagi. Menunda-nunda waktu dengan alasan masih banyak waktu adalah tidak beralasan.
4.    Rentang waktu kehidupan tidak seharusnya diisi dengan cara seadanya. Manusia harus merencanakan dan mengisi kesempatan hidupnya dengan cara efektif dan produktif.
5.    Hari ini adalah hari pertama dari sisa hidupmu. Tidak ada yang bisa memastikan kapan individu akan dilahirkan, sebagaimana juga tidak bisa dipastikan kapan kita akan meninggalkan dunia.

C.      Ciri ciri siswa yang memahami dirinya
Siswa SMA/SMK merupakan usia dimana individu mencapai kematangan kariernya. Kematangan karier bagi siswa terbukti bila mereka mampu mengambil keputusan karier secara mandiri, dimana kemandirian itu tidak pernah terlepas dari pengaruh pemahaman diri siswa. Menurut Bastaman (2006:1) menjelaskan dalam diri individu yang memahami diri terjadi meningkatnya kesadaran atas buruknya kondisi diri pada saat ini dan keinginan kuat untuk melakukan perubahan kearah kondisi yang lebih baik. Almond (2006:1) mengemukakan bahwa mereka yang memahami diri yaitu;
1.    Orang yang percaya bahwa hidupnya bermakna , secara positif pasti meyakini konsep-konsep tertentu, seperti humanistik, religiusitas, atau idiosyncratic yang berhubungan dengan makna kehidupan,
2.    Konsep meaning yang mereka yakini, memunculkan kekonsistensian mereka untuk mencapai arah dan tujuan hidup mereka,
3.    Orang yang percaya bahwa hidup mereka bermakna , entah hidup mereka sudah bermakna atau mereka yang masih berusaha mencapai tujuan hidupnya,
4.    Dalam proses mencapai tujuan hidup yang mereka buat, dalam diri individu , akan muncul perasaan signifikan pada diri mereka sendiri dan rasa bangga terhadap kehidupan mereka.

D.  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman diri Siswa
Pemahaman diri siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Menurut Slameto (2003:54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman diri adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor Internal
a.    Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)
b.    Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan)
2. Faktor-faktor Eksternal
a.    Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan)
b.    Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode pemahaman diri, tugas rumah)
c.     Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat) Clark dalam Sudjana & Rivai (2001:39) mengungkapkan bahwa pemahaman diri siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.

E.  Aspek-aspek Pemahaman Diri
Adapun aspek-aspek yang harus dipahami oleh individu diantaranya yaitu:
1.    Aspek Fisik
Seluruh anggota badan individu termasuk bagian-bagiannya. Artinya individu harus mengenali dan memahami kondisi jasmaniahnya dengan segala potensinya. Apakah kondisi jasmani semua sehat ? Apakah kondisi jasmaniahnya normal dan sebagainya. Hal ini penting agar individu mampu mengambil keputusan dengan tepat dan mampu menyikapi hidup ini dengan benar.
2.    Aspek Psikis
Psikis adalah yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan individu.Bagaimana kecerdasannya, bagaimana emosinya. Sehingga individu mampu menyikapi pilihan-pilihan karir dan masa depan juga mampu menempatkan dirinya dalam berhubungan dengan orang lain.
3.    Aspek Minat
Minat adalah rasa tertarik yang kuat terhadap obyek tertentu. Hal ini penting untuk dipahami individu,karena dengan adanya minat yang kuat terhadap obyek pilihan maka prestasi, keberhasilan yang diharapkan mudah tercapai demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu perlu penanaman minat terhadap diri individu terhadap berbagai obyek positif,sehingga timbul rasa menyenangi dengan motivasi tinggi.
4.    Aspek Bakat
Bakat adalah kemampuan yang dibawa oleh seseorang sejak lahir dan bersifat menurun ( genetik ). Pentingnya individu memahami bakat ini adalah agar individu mampu mengembangkan dirinya secara optimal. Bakat akan cepat berkembang dengan baik apabila ditunjang dengan sarana dan prasarana. Oleh karena itu peran semua masyarakat untuk memberi wadah penyaluran bakat-bakat terpendam positif sehingga memunculkan putra-putri berbakan di tanah air kita.
5.    Aspek Cita-cita
Cita-cita adalah gambaran diri yang ada pada diri seseorang. Ada yang menyebut “Potret Diri” seseorang. Artinya apabila individu mengatakan dengan lisan, misalnya : “Cita-cita saya ingin menjadi TNI/POLRI”. Individu harus memahami apakah dirinya sudah memiliki potret diri menjadi seorang TNI/POLRI..Sudah tergambarkah secara keseluruhan dalam diri individu kriteria ,syarat-syarat dan sebagainya yang mutlak harus dipenuhi untuk bisa menjadi anggota TNI/POLRI. Hal ini penting untuk dipahami dengan cermat gambaran dirinya,sehingga ia benar-benar mampu dan dapat memilih karir sesuai dengan cita-citanya.
6.    Aspek Kebutuhan-kebutuhan Pokok
Hal ini penting juga untuk dipahami oleh individu,kebutuhan-kebutuhan pokok seperti apa yang diinginkan dalam menjalani kehidupan ini. Apakah hidup ini hanya untuk makan atau makan untuk hidup.Apakah individu hanya menginginkan kebutuhan jasmani saja, atau individu disamping perlu kebutuhan-kebutuhan untuk jasmani,juga memerlukan kebutuhan bathin, dan sebagainya. Misalnya : makan,minum,keamanan, kasih sayang, rekreasi,aktualisasi diri,sosialisasi,dan sebagainya. Oleh karena itu individu perlu menentukan kebutuhan-kebutuhan pokok seperti apa yang diinginkan dalam hidup ini.
7.    Aspek Gaya Hidup
Gaya hidup yang diinginkan oleh masing-masing orang berbeda antara satu dengan lainnya. Ada yang ingin bergaya hidup elite, ada yang ingin bergaya hidup biasa-biasa saja atau bergaya hidup sederhana. Oleh karena itu gaya hidup atau “life style”,ini perlu dipahami dengan benar. Individu hendaknya menyesuaikan dengan kemampuannya,sehingga dalam menyikapi hidup ini tidak diperbudak oleh hawa nafsunya.Ketrampilan, kerja keras, pengalaman dan sebagainya akan mempermudah untuk memutuskan gaya hidup seseorang.








Daftar pustaka

Romanus, Fajrin. 2011. Pemahaman Diri. Diakses melalui  http://romanusdfajrin.blogspot.co.id/2011/06/pemahaman-diri.html. Pada tanggal 21 Mei 2016 pukul 10. 00 WIB.
MJSP, PEMBEGO. 2014. Kajian Pustaka Pemahaman Diri. Diakses melalui  http://eprints.ung.ac.id/4351/9/2012-1-86201-111410194-bab2-29082012010 822.pdf. Pada tanggal 21 Mei 2016 pukul 10. 00 WIB.
Maritayin. 2012. Pemahaman Diri. Diakses melalui http://maritayin.blogspot.com/2012/11/pemahaman-diri.html. Pada tanggal Pada tanggal 21 Mei 2016 pukul 11. 00 WIB.
Puput, Beta. 2013. Pemahaman Diri. Diakses melalui  http://rahmatps.blogspot.co.id/2013/03/pemahaman-diri.html. Pada tanggal 21 Mei 2016 pukul 10. 00 WIB.